Mobil Buatan Indonesia Terbaru
Merek Mobil Buatan Indonesia
Dengan mengedepankan keunggulan lokal seperti desain yang disesuaikan dengan kondisi geografis dan kebutuhan masyarakat, mobil-mobil buatan Indonesia semakin mendapatkan perhatian. Berikut adalah beberapa merek mobil buatan Indonesia yang patut dicatat, lengkap dengan sejarah, spesifikasi, dan kisaran harganya.
Merek Esemka muncul sebagai bagian dari program pendidikan kejuruan di Solo pada tahun 2007. Diproduksi oleh PT Solo Manufaktur Kreasi, mobil ini awalnya digarap oleh siswa-siswa SMK dengan tujuan memberikan pengalaman praktis dalam dunia industri. Pada tahun 2019, pabrik Esemka diresmikan oleh Presiden Joko Widodo, menandai langkah maju bagi merek ini dalam memproduksi mobil nasional.
Esemka telah meluncurkan beberapa model, termasuk Bima 1.2 dan Bima 1.3, yang dirancang untuk kebutuhan transportasi sehari-hari. Mobil-mobil ini menawarkan mesin yang efisien dan desain yang sederhana, menjadikannya pilihan yang ekonomis dan fungsional bagi masyarakat.
Harga mobil Esemka sebagai salah satu merek mobil buatan Indonesia ini berkisar antara Rp 95 juta hingga Rp 150 juta, tergantung pada model dan spesifikasinya.
Baca Juga: Daftar Harga Mobil Brio Matic di 2023, Mulai Rp 165 Jutaan! - Setir Kanan
Proyek Maleo dimulai pada tahun 1996 oleh Prof. BJ Habibie, yang saat itu menjabat sebagai Menteri Riset dan Teknologi. Maleo dirancang sebagai merek mobil buatan Indonesia berbentuk sedan yang dapat bersaing dengan mobil-mobil impor di pasar nasional. Namun, sayangnya proyek ini dihentikan di masa pemerintahan Presiden Soeharto, sehingga Maleo tidak pernah diproduksi massal.
Maleo dirancang dengan teknologi canggih dan fitur-fitur modern pada zamannya, namun detail spesifikasinya tidak banyak diketahui publik karena proyek ini terhenti sebelum mencapai tahap produksi penuh. Karena tidak diproduksi massal, Maleo tidak memiliki harga pasar yang jelas.
Timor adalah salah satu merek mobil nasional pertama di Indonesia, diproduksi oleh PT Timor Putra Nasional (TPN) pada tahun 1996 hingga 2000. Timor menjadi simbol kebanggaan nasional dengan peluncuran model S515, yang menjadi sangat populer di kalangan masyarakat pada saat itu.
Timor S515 dilengkapi dengan mesin 1.5 liter dan fitur-fitur dasar yang memadai untuk kebutuhan transportasi harian. Mobil ini dirancang untuk menjadi mobil rakyat dengan harga yang terjangkau.
Pada saat peluncurannya, Timor S515 dijual dengan harga sekitar Rp 35 juta, menjadikannya salah satu sedan merek mobil buatan Indonesia paling terjangkau di tanah air pada masa itu.
AMMDes (Alat Mekanis Multiguna Pedesaan) adalah kendaraan multifungsi yang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan di daerah pedesaan Indonesia. Kendaraan ini sepenuhnya dirancang oleh putra-putri bangsa dan telah diekspor ke lebih dari 10.000 unit dalam lima tahun terakhir.
AMMDes mampu mengangkut beban hingga 700 kilogram dan dirancang untuk berbagai keperluan, termasuk pertanian dan transportasi barang di daerah pedesaan. Kendaraan ini menjadi andalan bagi masyarakat pedesaan karena kemampuannya yang tangguh dan fungsionalitasnya yang tinggi.
Sebagai salah satu merek mobil buatan Indonesia, harga AMMDes bervariasi tergantung pada model dan fitur tambahan, namun umumnya berkisar antara Rp70 juta hingga Rp100 juta.
Beta 97 adalah proyek ambisius yang dimulai oleh PT Bakrie Motor pada tahun 1997. Proyek ini berusaha untuk menciptakan mobil nasional yang dapat bersaing dengan merek-merek global. Namun, krisis moneter yang melanda Indonesia pada akhir 1990-an menyebabkan proyek ini harus dihentikan sebelum mencapai tahap produksi massal.
Beta97 telah melalui berbagai tes penting seperti uji bodi, sistem elektronika, dan suspensi, namun sayangnya spesifikasi lengkapnya tidak pernah dipublikasikan karena proyek ini terhenti. Karena proyek ini tidak pernah dilanjutkan, Beta97 tidak memiliki harga pasar yang jelas.
Fin Komodo adalah mobil buggy yang diproduksi oleh PT Fin Komodo Teknologi (PT FKT), sebuah perusahaan otomotif Indonesia yang didirikan oleh Ibnu Susilo pada tahun 2004. Sebelum mendirikan PT FKT, Ibnu Susilo bekerja di Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) dan memiliki pengalaman luas dalam desain dan teknologi pesawat terbang. PT FKT mulai merancang Fin Komodo pada tahun 2005 dan memulai produksi komersial pada tahun 2009 setelah melalui berbagai tahapan uji coba.
Sebagai merek mobil buatan Indonesia dengan dimensi panjang 2.650 mm, lebar 1.750 mm, tinggi 1.460 mm, dengan berat kosong 320 kg, dan jarak tempuh hingga 400 kilometer Fin Komodo dirancang sebagai kendaraan offroad yang ringan namun mampu membawa beban berat. Harga Fin Komodo bervariasi tergantung pada modelnya. Untuk model standar KD 250, harga mulai dari sekitar Rp 116 juta. Sementara itu, model KD 250 X Patroli dijual dengan harga sekitar Rp 140 jutaan.
Mobil Tawon adalah merek mobil buatan Indonesia yang diproduksi oleh PT Super Gasindo Jaya, yang berlokasi di Rangkasbitung, Banten. Pertama kali diperkenalkan pada tahun 2010, mobil ini dirancang untuk menjadi solusi transportasi yang efisien dan terjangkau, terutama bagi masyarakat di daerah pedesaan.
Nama "Tawon" dipilih karena serangga ini dikenal sebagai makhluk yang rajin dan memiliki komunikasi yang baik antar sesamanya, mencerminkan harapan bahwa mobil ini dapat menjadi pilihan yang andal dan efektif bagi masyarakat Indonesia.
Dari segi spesifikasi, Tawon dilengkapi dengan mesin berkapasitas 650 cc yang menggunakan bahan bakar bensin, dan mampu menampung hingga empat penumpang. Mobil ini memiliki dimensi kompak, menjadikannya cocok untuk digunakan di jalan-jalan sempit dan medan pedesaan.
Efisiensi bahan bakarnya diklaim setara dengan mobil Low Cost Green Car (LCGC), yang menambah daya tariknya sebagai kendaraan hemat energi. Untuk harganya, ketika pertama kali diluncurkan, mobil Tawon dijual dengan harga yang sangat kompetitif, berkisar antara Rp 43 juta hingga Rp 65 juta, menjadikannya salah satu alternatif kendaraan yang menarik bagi masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah di Indonesia.
Mobil Selo adalah prototipe mobil listrik karya anak bangsa Indonesia yang pertama kali diperkenalkan pada tahun 2013. Mobil ini dikembangkan oleh Ricky Elson, seorang ahli teknologi motor listrik, sebagai bagian dari proyek mobil listrik nasional yang didukung pemerintah.
Selo dirancang dengan teknologi motor listrik sepenuhnya buatan lokal dan mampu mencapai kecepatan maksimal hingga 220 km/jam dengan daya tempuh sekitar 250 km dalam sekali pengisian. Meski menjanjikan sebagai solusi ramah lingkungan, pengembangan Selo menghadapi tantangan regulasi dan infrastruktur, yang menghambat komersialisasinya.
Meskipun begitu, Mobil Selo tetap menjadi bukti kemampuan Indonesia dalam mengembangkan teknologi otomotif modern dan berkelanjutan.
Tucuxi adalah mobil listrik buatan Indonesia yang dikembangkan oleh Danet Suryatama, seorang insinyur otomotif. Mobil ini diperkenalkan pada tahun 2012 sebagai salah satu inovasi kendaraan ramah lingkungan di Indonesia.
Tucuxi memiliki desain sporty dan dilengkapi dengan teknologi motor listrik yang memungkinkan mobil ini mencapai kecepatan maksimal hingga 200 km/jam, dengan jarak tempuh sekitar 300 km per pengisian baterai penuh.
Meski potensial, proyek Tucuxi menghadapi berbagai tantangan, termasuk masalah teknis dan regulasi, yang akhirnya menghentikan pengembangan lebih lanjut.
Sumber: Universitas Tidar
Merek mobil buatan Indonesia selanjutnya adalah Si Elang. Mobil ini merupakan mobil listrik rancangan kelompok mahasiswa dari Fakultas Teknik Universitas Tidar (UNTIDAR), Kota Magelang, Jawa Tengah. Mobil berkapasitas 350 watt ini memiliki kecepatan maksimal 40 km/jam. Mobil ini masih dalam tahap prototype dan akan terus dikembangkan.
Mahesa merupakan merek mobil buatan Indonesia yang dirancang untuk kegiatan pertanian. Mobil rancangan Sukiyat asal Klaten ini hadir dengan tiga varian body, yakni pick up, double cabin, dan pertanian.
Mahesa menggunakan mesin diesel 1 piston berkapasitas 650 cc. Mobil ini dijual mulai dari harga Rp50 juta.
Merek mobil buatan Indonesia selanjutnya adalah GEA. Mobil ini merupakan produk buatan BUMN PT INKA. GEA sendiri merupakan singkatan dari Gulirkan Energi Alternatif. Sumber energi dari Gea adalah mesin Riset Unggulan Strategis Nasional (Rusnas) yang menjadi buatan BPPT.
Mesin ini memiliki bahan bakar berupa bensin dengan kapasitas 640 cc dengan 2 silinder. GEA termasuk dalam mobil berjenis city car yang dijual dengan harga sekitar Rp45-50 juta. Sayangnya, mobil ini sudah tidak terdengar lagi gaungnya.
Baca Juga: Tips Kredit Mobil Brio Mudah, dan Cepat! Pasti approved
Kancil adalah salah satu mobil nasional yang diproduksi oleh PT Karunia Abadi Niaga Citra Indonesia Lestari di tahun 1999. Nama Kancil sendiri merupakan singkatan dari Kendaraan Niaga Cilik Irit Lincah.
Mobil ini memiliki ukuran kecil dan hanya dapat mengangkut empat penumpang dan dapat diandalkan sebagai kendaraan dalam kota. Mobil ini memiliki kapasitas 404 cc dengan torsi sebesar 28 Nm di 2.500 rpm. Mobil ini dibanderol dengan harga Rp 17 juta.
Merek-merek mobil buatan Indonesia, meskipun beberapa di antaranya tidak berhasil mencapai produksi massal, tetap menjadi bukti potensi besar yang dimiliki oleh industri otomotif dalam negeri.
Dari Esemka yang kini menjadi simbol kebangkitan industri otomotif nasional, hingga proyek-proyek seperti Maleo dan Beta97 yang terhenti di tengah jalan, semuanya menunjukkan bahwa kreativitas dan kemampuan teknologi anak bangsa tidak bisa dipandang sebelah mata.
Potensi ini, jika terus dikembangkan dan didukung, dapat membawa Indonesia menjadi salah satu pemain penting di kancah industri otomotif global.
Itulah informasi seputar merek mobil buatan Indonesia yang perlu kamu ketahui. Sebagai bangsa Indonesia, kita patut bangga meskipun kebanyakan mobil buatan Indonesia belum bisa berkembang sepenuhnya.
Tertarik membeli salah satu merek mobil buatan Indonesia? Sepertinya kamu harus bersabar. Sambil menunggu gebrakan dari merek mobil buatan Indonesia, kamu bisa mencari opsi mobil lain.
Kamu bisa mendapatkan opsi bekas di Setir Kanan. Setir Kanan merupakan platform jual beli mobil bekas harga cerdas yang menawarkan banyak pilihan mobil bekas sesuai kebutuhan kamu.
Soal biaya, kamu bisa menyesuaikan dengan budget yang ada karena kredit mobil bekas di Setir Kanan sangat terjangkau. Dapatkan penawaran menarik berupa DP 0% atau cukup bayar 2x angsuran pertama, kamu sudah bisa membawa pulang mobil impianmu, serta cicilannya ringan mulai dari Rp70 ribuan/hari saja!
Kunjungi Setir Kanan untuk tahu informasi mengenai berbagai mobil bekas tahun muda dengan angka kilometer rendah.
JAKARTA, KOMPAS.com - Kinerja ekspor kendaraan bermotor roda empat atau lebih dari Indonesia menguat awal semester II/2024 atau Juli 2024.
Menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), mobil buatan dalam negeri yang dikirim ke luar negeri atau secara completely built up (CBU) berhasil naik 4,7 persen secara bulanan.
Secara volume, pertumbuhannya dari 38.569 unit jadi 40.401 unit. Namun, bila ditinjau dari tahun lalu, masih melambat 5 persen atau dari 42.848 unit.
Baca juga: Cek Harga City Car di Pasaran Mobil Bekas, mulai Rp 70 Jutaan
Ilustrasi ekspor mobil.
Kondisi ini sejalan dengan meningkatnya kegiatan pengkapalan dari sejumlah pabrikan seperti Toyota dan Daihatsu (naik 22 persen), Hyundai, Suzuki sampai Isuzu dan Wuling.
Sementara, pada ekspor mobil secara terurai alias completely knocked down (CKD) juga terpantau tumbuh 88,4 persen secara bulanan, dari 3.076 set unit menjadi 5.796 set unit.
Raihan tersebut paling besar sepanjang tahun 2024. Bahkan, sudah melebihi kinerja Juli 2023 lalu yang terhenti di angka 4.768 unit.
Capaian positif juga terjadi pada ekspor komponen, yang naik 26,3 persen dibandingkan satu bulan sebelumnya menjadi 17,5 juta pis.
Secara tahunan, peningkatannya menjadi lebih agresif yaitu 71 persen atau dari 10.275.167 pis. Hal ini seiring dengan kontribusi Toyota, Honda, dan Suzuki yang berhasil tumbuh positif.
Baca juga: Aturan Baru di Malaysia, Motor di Atas 150 cc Wajib ABS
Ilustrasi ekspor mobil.
Berikut raihan ekspor mobil dari Indonesia secara CBU Juli 2024:
1. Toyota: 14.582 unit2. Daihatsu: 10.285 unit3. Mitsubishi Motors: 5.844 unit4. Hyundai: 6.361 unit5. Honda: 1.290 unit6. Suzuki: 1.255 unit7. Isuzu: 579 unit8. Wuling: 180 unit9. Hino: 25 unit
Capaian Ekspor mobil secara CKD Juli 2024:
1. Mitsubishi Motors: 4.488 set unit2. Hyundai: 720 set unit3. Suzuki: 588 set unit
Ekspor komponen mobil per-Juli 2024:
1. Toyota: 16.249.897 pis2. Honda: 1.260.570 pis3. Hino: 58.648 pis4. Hyundai: 9.498 pis5. Suzuki: 2.688 pis
Bagaimana memastikan mobil-mobil bekas buatan Indonesia masih dalam kondisi prima?
Meski mobil-mobil termasuk jarang di pasaran mobil bekas, namun adakalanya Otofriends akan menemui beberapa unit yang dijual, baik itu di dealer maupun perorangan. Namun bagaimana memastikan kondisinya, mengingat mobil ini tidak sering kita temui di jalanan?
Agar Otofriends dapat memastikannya, jangan ragu untuk memakasi jasa inspeksi mobil bekas Otospector. Dengan inspeksi yang cermat di lebih dari 150 titik pemeriksaan serta dilakukan oleh tenaga profesional yang andal, maka Otofriends akan dapat mengetahui kondisi sebenarnya dari mobil yang tengah diincar.
Dengan mengetahui kondisi mobil yang sebenarnya, Otofriends akan dapat memperkirakan harga terbaik saat transaksi jual-beli.
JAKARTA, KOMPAS.com - Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat kinerja ekspor mobil buatan dalam negeri atau Completely Built Up (CBU) berhasil tumbuh positif per September 2024.
Menurut data asosiasi, aktivitas pengkapalan pada penghujung kuartal III/2024 mampu mencapai 44.529 unit. Angka ini merupakan yang paling besar sepanjang tahun berjalan dan tumbuh 11,9 persen secara bulanan.
Secara tahunan, torehan tersebut juga berhasil naik 5,6 persen atau dari 42.186. Sehingga dapat dikatakan ekspor mobil buatan Indonesia kini mulai pulih setelah terperosok sejak semester II/2024 lalu.
Baca juga: 10 Merek Mobil Terlaris September 2024, Wuling dan BYD Bersaing Ketat
Ilustrasi ekspor mobil Toyota
Adapun merek dengan kontributor tertinggi dalam kegiatan ini adalah Toyota, Daihatsu, Mitsubishi, Hyundai, dan Suzuki yang secara umum melakukan peningkatan hingga 50 persen daripada bulan lalu.
Penurunan hanya terjadi pada Mitsubishi Motors sebesar 4,3 persen dari 8.400 unit menjadi 8,042 unit. Tetapi tak lantas membuatnya turun dari peringkat tiga besar.
Tren positif ini juga terjadi pada ekspor mobil secara terurai dari Indonesia alias Completely Knocked Down (CKD), yang berhasil tumbuh 13,6 persen secara bulanan menjadi 4.848 set unit.
Namun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, angka itu masih melambat 9,4 persen.
Berbanding terbalik dengan aktivitas ekspor komponen mobil, yang kini anjlok 34,8 persen dari 16.697.401 pis jadi tersisa 10.883.128 pis. Walau demikian, tetap lebih banyak 67 persen dari tahun lalu.
Baca juga: Resmi, MotoGP Bekukan Pengembangan Mesin pada 2026
Ilustrasi ekspor mobil.
Berikut kinerja ekspor mobil CBU Indonesia September 2024:
1. Toyota: 14.607 unit2. Daihasu: 11.688 unit3. Mitsubishi Motors: 8.042 unit4. Hyundai: 7.270 unit5. Suzuki: 2.256 unit6. Isuzu: 472 unit7. Wuling: 161 unit8. Hino: 30 unit9. DFSK: 12 unit10. Mitsubishi Fuso: 1 unit
Realisasi ekspor mobil secara CKD September 2024:
1. Mitsubishi Motors: 3.240 set unit2. Hyundai: 900 set unit3. Suzuki: 708 set unit
Realisasi ekspor komponen mobil dari Indonesia September 2024:
1. Toyota: 9.726.782 pis2. Honda: 1.091.694 pis3. Hino: 56.276 pis4. Hyundai: 4.968 pis5. Suzuki: 3.408 pis
Liputan6.com, Jakarta Industri otomotif di Indonesia terus memperkokoh posisinya sebagai salah satu penyumbang devisa terbesar serta motor penggerak ekonomi nasional. Pada 2023, ekspor kendaraan utuh atau Completely Built Up (CBU) meningkat 6,7% dari tahun sebelumnya, mencapai 500 ribu unit.
Selain itu, ekspor komponen kendaraan mencapai 122 juta unit, menandai lonjakan signifikan dalam kontribusi sektor otomotif terhadap ekonomi Indonesia.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan pentingnya ekspor sebagai upaya membangun reputasi industri otomotif Indonesia di kancah internasional.
“Ekspor bukan sekadar menjual produk, tetapi juga menciptakan citra positif bagi industri Indonesia,” ucapnya dalam acara peluncuran ekspor perdana PT Chery Indonesia di Cikarang, Jumat (1/11/2024).
Pada kesempatan tersebut, PT Chery Indonesia meresmikan ekspor OMODA 5 Turbo – mobil berkemudi kiri – ke pasar Vietnam, dimulai dengan 60 unit senilai Rp11,46 miliar.
Hingga Desember 2024, PT Chery Indonesia merencanakan sembilan pengiriman tambahan untuk memenuhi target ekspor. Menteri Agus juga mengapresiasi Chery atas kontribusinya dalam memperluas jangkauan otomotif Indonesia di pasar global, seraya berharap perusahaan dapat memperbanyak jenis produk dan menambah negara tujuan ekspor ke luar ASEAN, seperti Australia.
Meskipun mungkin tidak setenar negara-negara produsen mobil raksasa seperti Jepang atau Jerman, sejumlah merek mobil buatan Indonesia yang telah menorehkan namanya dalam perjalanan industri otomotif tanah air.
Meskipun perjalanan industri otomotif Indonesia tidak selalu mulus, semangat inovasi dan keinginan untuk maju terus mendorong perkembangan mobil-mobil buatan dalam negeri.
Artikel ini akan mengajak kamu mengenal sejarah, perkembangan, dan inovasi dari berbagai merek mobil buatan Indonesia, serta mengulas keunggulan, harga, spesifikasi, model, dan desain mobil-mobil tersebut.
Merek Mobil Buatan Indonesia
Mari kita lihat lebih dekat beberapa merek mobil buatan Indonesia yang telah mewarnai sejarah dan perkembangan industri otomotif tanah air:
Esemka adalah salah satu merek mobil buatan Indonesia yang paling dikenal.
Proyek ini bermula dari sebuah inisiatif siswa SMK di Solo untuk menciptakan mobil sendiri.
Ini benar-benar bukti nyata semangat inovasi dan kemampuan anak bangsa dalam menciptakan produk otomotif berkualitas.
Esemka telah berhasil memproduksi beberapa model, termasuk Esemka Bima, yang merupakan kendaraan niaga ringan.
Mobil ini didesain untuk memenuhi kebutuhan transportasi di daerah perkotaan dan pedesaan, dengan harga yang terjangkau dan fitur yang memadai.
Esemka Bima menjadi bukti bahwa mobil buatan Indonesia juga bisa bersaing di pasar otomotif, baik dari segi kualitas maupun harga.
Maleo adalah proyek merek mobil buatan Indonesia yang digagas oleh BJ Habibie pada tahun 1996.
Mobil ini dirancang sebagai sedan nasional pertama, dengan harapan bisa menjadi kebanggaan Indonesia di kancah otomotif dunia.
Sayangnya, proyek ini terhenti karena adanya krisis moneter yang melanda Indonesia pada saat itu.
Meskipun Maleo tidak pernah diproduksi secara massal, mobil ini tetap menjadi bagian penting dari sejarah industri otomotif Indonesia.
Maleo menunjukkan bahwa Indonesia memiliki potensi untuk menciptakan mobil nasional yang berkualitas, dan menjadi inspirasi bagi generasi selanjutnya untuk terus berinovasi.
Timor adalah merek mobil buatan Indonesia yang sempat populer pada era 1990-an.
Mobil ini diproduksi oleh PT. Timor Putra Nasional (TPN), yang didirikan oleh Tommy Soeharto.
Timor S515 adalah model yang paling dikenal, dengan harga yang terjangkau pada masanya, sehingga banyak masyarakat Indonesia yang bisa memiliki mobil sendiri.
Meskipun produksi Timor terhenti pada tahun 2000, mobil ini tetap menjadi bagian dari sejarah industri otomotif Indonesia.
Timor menunjukkan bahwa Indonesia mampu memproduksi mobil secara massal dan menawarkannya dengan harga yang kompetitif.
AMMDes (Alat Mekanis Multiguna Pedesaan) adalah kendaraan serbaguna yang dirancang khusus untuk kebutuhan pedesaan.
Merek mobil buatan Indonesia ini mampu mengangkut beban hingga 700 kilogram dan telah berhasil diekspor ke berbagai negara.
AMMDes membuktikan bahwa mobil buatan Indonesia juga mampu bersaing di pasar internasional dan memenuhi kebutuhan masyarakat di berbagai belahan dunia.
Desain AMMDes yang sederhana dan tangguh membuatnya cocok untuk digunakan di medan yang berat dan jalanan yang kurang baik, seperti di pedesaan.
Mobil ini bisa digunakan untuk mengangkut hasil pertanian, barang-barang kebutuhan sehari-hari, atau bahkan sebagai ambulans darurat.
AMMDes adalah bukti nyata bahwa inovasi mobil buatan Indonesia juga bisa memberikan solusi bagi masyarakat di daerah terpencil.
Tawon adalah mobil kecil yang diproduksi oleh PT Super Gasindo Jaya.
Mobil ini dirancang sebagai kendaraan murah dan ramah lingkungan untuk pasar domestik.
Tawon menunjukkan bahwa inovasi mobil buatan Indonesia juga mencakup pengembangan kendaraan hemat energi dan berkelanjutan.
Dengan ukurannya yang kecil dan konsumsi bahan bakar yang efisien, Tawon cocok untuk digunakan di perkotaan yang padat.
Mobil ini juga mudah diparkir dan lincah bermanuver di jalanan yang sempit.
Tawon adalah pilihan yang menarik bagi mereka yang mencari kendaraan praktis dan ramah lingkungan.
Tucuxi adalah mobil listrik sport yang dirancang oleh Danet Suryatama.
Mobil ini sempat menjadi sorotan karena inovasinya dalam teknologi kendaraan listrik.
Tucuxi membuktikan bahwa Indonesia juga mampu mengembangkan kendaraan listrik yang canggih dan bertenaga.
Dengan desain yang futuristik dan performa yang impresif, Tucuxi menunjukkan bahwa mobil listrik tidak hanya ramah lingkungan, tapi juga bisa keren dan sporty.
Mobil ini menjadi bukti bahwa Indonesia siap memasuki era kendaraan listrik dan bersaing di pasar global.
Selo adalah mobil listrik lainnya yang dirancang oleh Ricky Elson.
Mobil ini juga merupakan bagian dari upaya Indonesia untuk mengembangkan kendaraan ramah lingkungan.
Selo menunjukkan komitmen Indonesia dalam mengembangkan teknologi mobil Indonesia yang berkelanjutan dan mengurangi emisi gas rumah kaca.
Selo didesain sebagai mobil keluarga yang nyaman dan praktis, dengan kapasitas penumpang yang cukup besar.
Mobil ini membuktikan bahwa mobil listrik bisa menjadi pilihan yang ideal untuk keluarga modern yang peduli lingkungan.
GEA (Gulirkan Energi Alternatif) adalah mobil yang dirancang oleh PT INKA (Industri Kereta Api).
Mobil ini menggunakan bahan bakar gas dan dirancang untuk menjadi kendaraan hemat energi.
GEA menunjukkan bahwa inovasi mobil buatan Indonesia juga mencakup pengembangan kendaraan dengan bahan bakar alternatif yang lebih bersih dan efisien.
Dengan menggunakan bahan bakar gas, GEA menghasilkan emisi yang lebih rendah dibandingkan mobil berbahan bakar bensin.
Mobil ini juga lebih hemat bahan bakar, sehingga bisa menghemat pengeluaran kamu dalam jangka panjang.
GEA adalah pilihan yang menarik bagi mereka yang mencari kendaraan yang ekonomis dan ramah lingkungan.
Mahesa adalah kendaraan niaga yang dirancang untuk kebutuhan pedesaan.
Mobil ini dirancang untuk menjadi kendaraan serbaguna yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan, seperti mengangkut hasil pertanian, barang-barang kebutuhan sehari-hari, atau bahkan sebagai angkutan umum di daerah terpencil.
Mahesa menunjukkan bahwa mobil buatan Indonesia juga mampu memenuhi kebutuhan spesifik pasar domestik, terutama di daerah pedesaan yang memiliki infrastruktur jalan yang terbatas.
Mobil ini didesain untuk tangguh dan bisa diandalkan di berbagai medan.
Beta97 adalah proyek mobil yang digarap oleh PT Bakrie Motor.
Sayangnya, proyek ini harus dihentikan karena krisis moneter yang melanda Indonesia pada saat itu.
Meskipun Beta97 tidak pernah diproduksi secara massal, mobil ini tetap menjadi bagian dari sejarah industri otomotif Indonesia dan menunjukkan bahwa Indonesia pernah memiliki ambisi besar dalam mengembangkan industri otomotif nasional.
Kancil adalah mobil kecil yang dirancang untuk menjadi kendaraan murah dan hemat energi.
Mobil ini dirancang untuk pasar domestik dan memiliki desain yang sederhana namun fungsional.
Kancil menunjukkan bahwa mobil buatan Indonesia juga mampu menawarkan solusi transportasi yang terjangkau bagi masyarakat luas.
Dengan harga yang murah dan konsumsi bahan bakar yang irit, Kancil cocok untuk digunakan sebagai kendaraan sehari-hari, terutama bagi mereka yang memiliki anggaran terbatas.
Mobil ini juga mudah dirawat dan suku cadangnya mudah didapatkan, sehingga biaya perawatannya pun terjangkau.
Si Elang adalah mobil yang dirancang oleh PT Pindad, yang lebih dikenal sebagai produsen alat militer.
Mobil ini dirancang untuk kebutuhan militer dan sipil, menunjukkan bahwa mobil buatan Indonesia juga mampu memenuhi kebutuhan sektor pertahanan dan keamanan, serta kebutuhan masyarakat umum.
Si Elang memiliki desain yang tangguh dan bisa diandalkan di berbagai medan.
Mobil ini bisa digunakan untuk keperluan patroli, pengintaian, atau bahkan sebagai kendaraan evakuasi di daerah bencana.
Si Elang adalah bukti bahwa Indonesia mampu menciptakan mobil multifungsi yang berkualitas.
Merek mobil buatan Indonesia telah melalui perjalanan panjang dalam sejarah industri otomotif tanah air.
Dari proyek-proyek awal hingga mobil-mobil modern yang inovatif, mobil buatan Indonesia terus berkembang dan menunjukkan potensinya.
Kalau kamu punya mobil-mobil merek di atas, pastikan untuk rawat kondisinya dengan prima agar bebas dari kerusakan.
Solusi jitunya, bisa kamu bawa mobilmu ke Dokter Mobil.
Dokter Mobil hadirkan beragam jenis service mobil yang bisa bantu kamu atasi beragam permasalahan yang ada di mobil.
Apalagi Dokter Mobil sudah resmi bersertifikasi ISO 9001:2015, sehingga kualitas service mobilnya sangat terjamin.
Sering hadir dengan promo-promo menarik, yuk, service mobilmu ke Dokter Mobil sekarang dengan cara klik tombol reservasi di bawah ini!
VIVA— Toyota mendominasi ekspor mobil buatan Indonesia pada periode Januari hingga Mei 2024, berdasarkan data terbaru dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO). Dalam rentang waktu tersebut, Toyota Indonesia mengekspor 65.708 unit mobil.
Disusul oleh Daihatsu yang mencatatkan angka ekspor sebesar 44.109 unit. Mitsubishi Motors dan Hyundai mengikuti dengan jumlah ekspor masing-masing 30.132 unit dan 22.880 unit.
Produksi mobil Toyota di Indonesia tidak hanya melayani pasar domestik yang besar tetapi juga mendukung ekspansi ke pasar luar negeri, termasuk Asia Tenggara, Timur Tengah, dan Afrika. (*)
Ekspor Mobil dari Indonesia Januari – Mei 2023:
1. Daihatsu: 69.898 unit
2. Toyota: 51.657 unit
3. Mitsubishi Motors: 33.811 unit
4. Hyundai HMMI: 18.984 unit
5. Suzuki: 18.763 unit
Ekspor Mobil dari Indonesia Januari – Mei 2024:
1. Toyota: 65.708 unit
2. Daihatsu: 44.109 unit
3. Mitsubishi Motors: 30.132 unit
4. Hyundai HMMI: 22.880 unit
5. Suzuki: 7.351 unit
Meski menjadi salah satu pasar otomotif yang cukup besar di dunia, ternyata merek mobil buatan Indonesia malah tidak ada yang berumur panjang. Beberapa merek mobil memang pernah diupayakan hadir oleh berbagai pihak, termasuk pemerintah, namun kelanjutannya malah dipertanyakan.
Walau belum ada mobil nasional, industri otomotif Indonesia sudah mampu mengekspor mobil dan suku cadang ke berbagai belahan dunia. Ini terbukti puluhan ribu unit mobil buatan Indonesia laris antara lain ke sejumlah negara di Timur Tengah.
Salah satu mobil buatan indonesia yang laris salah satu contohnya adalah Daihatsu Grand Max. Seiring berjalannya waktu Gran Max yang dibuat di pabrik Daihatsu di Indonesia mendapat kepercayaan.
Apa saja merek mobil buatan Indonesia yang pernah ada. Berikut ini ada 10 merek yang sempat terdengar kiprahnya:
Mobil yang diambil dari nama tingkatan sekolah (SMK) ini, merupakan produk dari PT Solo Manufaktur Kreasi yang pabriknya di Solo, Jawa Tengah. Mobil ini memang dibuat langsung oleh para siswa SMK dan resmi diluncurkan pertama kali pada 2019. Namun
Saat diluncurkan, Esemka punya dua varian mobil yaitu Esemka Bima 1.2L dan Bima 1.3L. Harga jualnya dimulai dari Rp95 juta. Meski sudah dijual resmi, mobil ini rupanya belum masuk dalam Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo).
Meski diproduksi di Indonesia, Esemka tidak disebut sebagai mobil nasional karena sepenuhnya dikelola swasta. Kapasitas produksinya 12.000 unit per tahun di mana setiap bulan Esemka mampu memproduksi 10 unit SUV dan mini truck.
Mobil nasional yang berhasil dijual massal adalah Timor produksi dari PT Timor Putra Nasional. Timor atau “Teknologi Industri Mobil Rakyat” pertama kali diperkenalkan pada 1996 dan merupakan rebadge dari KIA Sephia yang dirakit lokal dengan komponen lokal.
PT Timor yang sebagian besar sahamnya dipegang oleh Tommy Soeharto, putra presiden saat itu, mempunyai fasilitas bebas pajak dan biaya-biaya lain. Tak heran kalau harga jual Timor saat itu tergolong murah dan laku ribuan unit.
Proyek pembuatan mobil ini direncanakan jadi modal pembangunan industri mobil nasional di mana didanai dengan sangat besar. Namun karena adanya protes dari industri otomotif dunia serta adanya krisis moneter dan turunnya Presiden Soeharto, proyek ini akhirnya berhenti.
Mobil ini merupakan salah satu proyek dari Menteri Riset dan Teknologi saat itu, BJ Habibie. Mobil yang dirilis pada 1993 ini merupakan hasil kerja sama antara PT Industri Pesawat Terbang Nusantara dengan Rover, perusahaan otomotif asal Inggris.
Maleo dirancang sebagai mobil sedan harga terjangkau yakni Rp30 jutaan. Mesinnya 1.200 cc 3 silinder, 2 tak, dan berteknologi injeksi. Teknologinya memang diambil dari Rover, tetapi pemakaian komponennya murni disuplai asal Indonesia.
Maleo sempat punya 11 rancangan, hingga akhirnya terbentur proyek Timor. Akhirnya benar-benar hilang setelah krisis moneter Indonesia pada 1998.
Selain sebagai mobil pribadi, Kancil dihadirkan untuk menggantikan bajaj dan bemo yang diharapkan kalah dari Kancil atau gabungan Industri Kendaraan Niaga Cilik Irit Lincah. Kancil ini hadir pada 1999 dipasarkan serta dibuat oleh PT Karunia Abadi Niaga Citra Indonesia Lestari. Harga jualnya cukup murah, sekitar Rp17 jutaan atau setara harga sepeda motor. Mobil ini cocok untuk digunakan sebagai kendaraan pribadi.
Mesinnya 404 cc yang hanya menghasilkan torsi 28 Nm, namun tetap cocok untuk kendaraan sehari-hari. Pada awalnya Kancil sempat tidak lulus uji dari Kementerian Perhubungan, namun akhirnya diterima dan berhak menyandang plat hitam.
Mahesa adalah mobil khusus petani di desa yang dibuat oleh Sukiyat. Mobil yang dikatakan sebagai pengganti Esemka ini hadir dengan tiga tipe bodi, yaitu pick up, double cabin, dan pertanian. Harga jualnya mulai harga Rp50 jutaan.
Sayangnya proyek mobil ini menggunakan mesin diesel, namun tergolong cukup baik. Mesinnya menggunakan mesin diesel 1 piston berkapasitas 650 cc, dengan konsumsi bahan bakar mencapai 30 km/liter. Meski begitu, kecepatan maksimalnya bisa 55 km/jam.
Dengan menggunakan sistem power take off (PTO) yang langsung terkoneksi dengan mesin pertanian, Mahesa sangat berguna dalam memudahkan petani untuk membajak sawah. Tersedia tiga varian yakni double cabin, pick up, dan kendaraan pertanian.
GEA atau singatan dari Gulirkan Energi Alternatif merupakan mobil yang diciptakan oleh PT INKA. Mesinnya menggunakan Rusnas (Riset Unggulan Strategi Nasional) yang merupakan proyek dari BPPT.
Mesinnya bensin berkapasitas 640 cc dengan 2 silinder. Sejak awal GEA dirancang sebagai city car dengan harga Rp45 juta – Rp50 juta. Harga yang sangat kompetitif, namun akhirnya namanya tidak terdengar lagi.
Tawon atau artinya adalah lebah yang besar ini dibuat oleh PT Super Grasindo Jaya pada tahun 2010. Awalnya mobil yang dibuat di Rangkasbitung Banten ini dibuat sebagai alternatif angkutan di pedesaan.
Mesinnya 650 cc dengan efisiensi bahan bakar yang cukup baik, seperti mobil LCGC saat ini. Saat meluncur, harganya ditawarkan Rp43 juta hingga Rp65 juta.
Beberapa varian yang ditawarkan di pasaran adalah Trafo Tawon, Tawon AutoGas, Metro Tawon, Taksi Tawon Niga dan Perawatan Kesehatan Keliling. Namun sejak 2017 rupanya Tawon sudah tidak terdengar lagi bunyinya.
AMMDes atau Alat Mekanis Multiguna Pedesaan merupakan salah satu mobil buatan Indonesia yang sudah diekspor. Konsepnya adalah mobil pedesaan yang tangguh di segala medan.
Sejak diperkenalkan pada 2018, AMMDes sudah diekspor lebih dari 10.000 unit dalam kurun waktu 5 tahun. Mobil ini diekspor ke berbagai negara, termasuk Afrika dan Nigeria.
Kemampuan off-road AMMDes ditunjang oleh mesin diesel bertenaga 14 tenaga kuda dengan torsi besar yang disalurkan ke penggerak roda belakang. AMMDes mampu mengangkut beban hingga 700 kg.
Tucuxi menjadi salah satu mobil listrik Indonesia yang mempunyai bentuk bak hypercar. Pertama kali diperkenalkan pada 2012, mobil ini merupakan karya Danet Suryatama, alumni ITS Surabaya dan University of Michigan. Ia juga seorang mantan pegawai Chrysler.
Mobil ini hadir atas pesanan menteri BUMN pada saat itu, Dahlan Iskan. Tucuxi menggunakan baterai Lithium Iron Phosphate (LiFEPO4) yang bisa menempuh jarak sejauh 321km. Mesinnya dapat menghasilkan tenaga sebesar 268hp.
Selain Tucuxi, di Indonesia juga pernah lahir sebuah supercar bernama Selo. Mobil yang dirancang oleh Ricky Nelson ini diperkenalkan pada 2013. Eksteriornya yang super mewah mengingatkan kita akan Ferrari dan Lamborghini.
Mobil ini menggunakan tenaga penggerak motor listrik yang mampu menghasilkan daya sebesar 182 tk. Selo mampu menempuh jarak hingga 250 km/jam dengan pengisian daya baterai yang butuh waktu sekitar 4 jam.
Dukung Karya Produk Lokal
Produk lokal adalah bentuk kreativitas anak bangsa yang patut diapresiasi, dan didukung oleh pemerintah agar berkiprah lebih jauh dan dikenal secara global. Karena, beberapa merk telah menggunakan teknologi yang standar internasional.
Namun, selain mendukung lewat produksi mobil, sebagai masyarakat Indonesia juga patut mendukung suku cadang lokal yang telah memberikan solusi kepada pecinta otomotif di Indonesia. Caranya adalah dengan menggunakan suku cadang asli dari Astraotoshop.com.
Suku cadang yang terdapat di Astraotoshop.com menawarkan jaminan garansi, kualitas, dan harga yang bersahabat. Dapatkan sekarang!
Mendorong TKDN dan Kolaborasi dengan Industri Kecil Menengah
Menteri Perindustrian menyampaikan catatan bahwa Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) produk Chery masih berada di angka 40%.
Dia berharap PT Chery Indonesia dapat meningkatkan TKDN hingga 60% dengan melibatkan lebih banyak sektor industri kecil dan menengah (IKM) lokal untuk memperkuat rantai pasok global.
“Langkah ini akan memperkuat industri dalam negeri dan meningkatkan daya saing produk kita di pasar internasional,” tambahnya.
Dukungan pemerintah untuk sektor otomotif kian nyata dalam bentuk pelatihan tenaga kerja, investasi teknologi, dan penyederhanaan regulasi. Inisiatif ini bertujuan untuk memastikan industri otomotif nasional mampu terus berkembang dan bersaing secara global.
Indonesia memiliki sejarah panjang dan penuh warna dalam industri otomotif, dengan berbagai upaya untuk menciptakan merek mobil buatan dalam negeri. Ada beberapa merek mobil buatan Indonesia yang cukup mencuri perhatian.
Upaya ini tidak hanya menjadi bukti kemampuan teknologi bangsa, tetapi juga menunjukkan semangat nasionalisme dan kemandirian dalam menghadapi tantangan global.
Selama ini, pasar kendaraan Tanah Air selalu didominasi oleh merek-merek keluaran luar negeri, yang menawarkan teknologi canggih dan jaringan distribusi yang luas. Merek-merek mobil buatan Indonesia mulai muncul sebagai alternatif yang menarik.
Mobil Buatan Indonesia Semakin Tenar di Luar Negeri
Senin, 18 November 2024 - 12:46 WIB
Jakarta, VIVA – Pada Oktober 2024, ekspor mobil dari Indonesia mengalami peningkatan signifikan, terutama ditopang oleh kendaraan dalam bentuk Completely Built Up (CBU) yang mendominasi pasar ekspor.
Berdasarkan data terbaru yang dirilis oleh Gaikindo, total ekspor mobil Indonesia mencapai 46.703 unit pada Oktober, naik tipis sebesar 1,3% dibandingkan bulan sebelumnya.
Dari penelusuran VIVA Otomotif, Senin 18 November 2024, Toyota tetap menjadi pemimpin ekspor dengan volume mencapai 16.019 unit CBU atau sekitar 35,2% dari total ekspor mobil Indonesia.
Mitsubishi Motors menyusul dengan ekspor sebesar 11.981 unit CBU, yang menunjukkan kenaikan signifikan sebesar 49% dibandingkan bulan September.
Hyundai juga berkontribusi dengan ekspor sebanyak 4.141 unit, meskipun ada penurunan sekitar 43% dari bulan sebelumnya.
Selain CBU, Indonesia juga mengekspor kendaraan dalam bentuk Completely Knocked Down (CKD), meskipun volumenya lebih kecil dibandingkan CBU.
Pada bulan Oktober, ekspor kendaraan CKD mencapai sekitar 4.524 unit, dengan Mitsubishi menjadi penyumbang terbesar di segmen ini, mencatat ekspor 3.060 unit CKD.
Keberhasilan ini didorong oleh meningkatnya permintaan di pasar global, terutama dari negara-negara di kawasan Asia dan Timur Tengah. Kendaraan CBU asal Indonesia yang siap pakai lebih diminati karena kualitasnya yang bersaing dan efisiensi waktu pengiriman.
Di sisi lain, ekspor CKD banyak diminati oleh negara-negara yang ingin melakukan perakitan di dalam negeri untuk mengurangi biaya impor.
Secara keseluruhan, dalam periode Januari hingga Oktober 2024, Indonesia telah mengekspor lebih dari 391 ribu unit mobil (terutama CBU) ke berbagai negara.
Selain CBU, Indonesia juga mengekspor kendaraan dalam bentuk Completely Knocked Down (CKD), meskipun volumenya lebih kecil dibandingkan CBU.
Merek Mobil Buatan Indonesia: Mengenal Produsen Otomotif Tanah Air
Trend mobil lokal di pasar global terus berkembang, dan teknologi terkini yang diterapkan di mobil buatan Indo tidak kalah dengan merek internasional. Tapi, perlukah kita membeli mobil buatan Indonesia? dan Apa Nama Merek Mobil Buatan Indonesia?
Merk mobil di Indonesia telah menunjukkan ekosistemnya yang cukup signifikan, hal itu ditandai dengan berbagai jenis mobil, mulai dari mobil konvensional hingga mobil listrik yang dapat bersaing. Temukan selengkapnya tentang merk mobil dan keunggulannya di bawah ini!
Baca Juga: Cara Merawat Mobil Agar Kendaraan Anda Lebih Awet
Daftar Merek Mobil Buatan Indonesia
Jika bertanya tentang apa nama merek mobil buatan Indonesia? Esemka, sebuah nama yang tak asing lagi dalam dunia otomotif Indonesia. Merek mobil menawarkan sebuah cerita unik yang berakar pada proyek pendidikan di beberapa sekolah menengah kejuruan (SMK). Esemka telah menjadi simbol semangat inovasi dan dedikasi.
Dengan latar belakangnya yang unik, Esemka mewujudkan sebuah pencapaian dari kolaborasi antara pendidikan dan industri otomotif. Proyek pendidikan ini telah membuktikan bahwa inovasi bisa muncul dari tempat-tempat yang tidak terduga.
Berbagai model mobil telah dirilis oleh merk Esemka, seperti pick up dan SUV. Setiap model mencerminkan keunggulan dalam desain, performa, dan kenyamanan, menciptakan pengalaman mengemudi yang tak terlupakan bagi para penggemar setianya.
Kabar baiknya, Mobil Esemka ini bisa diperkuat tenaganya dengan menggunakan suku cadang yang cocok untuk mobil Eropa dan Jepang. Seperti penggunaan AKI, mobil Esemka cocok dengan AKI GS ASTRA Hybrid NS40ZL.
Teknologi Hybrid pada aki tersebut mampu mengurangi kebutuhan perawatan secara signifikan pada mobil Esemka. Karena membuat penguapan air aki menjadi lebih rendah dan memungkinkan penambahan air aki yang lebih tahan lama, yang mencapai 4 hingga 5 kali lebih lama dibandingkan dengan aki konvensional.
Dapatkan AKI GS ASTRA Hybrid NS40ZL dengan harga yang lebih terjangkau dan jaminan garansi di Astraotoshop.com!
Selis adalah pionir dalam dunia mobil listrik lokal, yang telah menjelma menjadi jawaban cerdas terhadap tantangan masa depan yang menuntut keberlanjutan. Dalam langkah-langkah inovatifnya, Selis telah menciptakan mobil listrik yang mewujudkan teknologi modern.
Dengan tekad untuk mendukung lingkungan, Selis menghadirkan solusi transportasi yang tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga ekonomis. Mobil listrik buatan Selis telah memberikan upaya dalam membangun masa depan yang lebih hijau. Merek mobil buatan Indonesia dapat menjadi pilihan untuk mendukung produk lokal.
Pindad, yang sebagian besar dikenal sebagai produsen alat militer dan senjata, memperluas kehadirannya dalam dunia otomotif dengan menghadirkan kendaraan yang tak kalah menarik.
Meskipun Pindad lebih dikenal untuk kendaraan taktis untuk militer, tapi Pindad telah melangkah lebih jauh dengan memproduksi mobil penumpang yang menggabungkan kehandalan dan kenyamanan, seperti yang terlihat pada keberhasilan Pindad Komodo.
Pindad Komodo menjadi sebagai salah satu karya gemilang yang menonjolkan perpaduan antara desain modern, keandalan, dan performa yang unggul. Ini adalah hasil dari dedikasi untuk memberikan solusi transportasi yang menggabungkan kecanggihan teknologi dengan kebutuhan praktis sehari-hari.
Dengan melibatkan diri dalam produksi mobil, Pindad membuktikan bahwa keahlian mereka tidak hanya terbatas pada ranah militer, tetapi juga merambah ke dunia kendaraan sipil.
Tawon adalah merk mobil lokal yang menjadi sebuah masterpiece otomotif yang membanggakan dari anak bangsa, muncul sebagai perwujudan ketangguhan dan keberanian dalam dunia mobil sport.
Dibesut oleh PT Solo Manufaktur Kreasi, mobil ini tidak hanya sekedar kendaraan, tetapi sebuah karya seni yang menghadirkan kegembiraan bagi para penggemar otomotif yang suka dengan mobil sport.
Dirancang dengan standar mobil sport internasional, Tawon menghadirkan pengalaman mengemudi yang luar biasa, serta inovasi dan kecanggihan teknologi dalam setiap detailnya.
Mobil sport ini telah menjadi simbol kebanggaan dalam industri otomotif tanah air, menyuarakan kemandirian dan kemampuan lokal dalam merancang dan memproduksi kendaraan berkualitas tinggi.
Bimasena juga adalah salah satu pelopor dalam dunia mobil listrik di Indonesia. Dengan fokus pada inovasi dan teknologi canggih, mobil listrik buatan Bimasena menjadi tonggak penting dalam mendukung visi untuk mengurangi jejak karbon dan meningkatkan keberlanjutan lingkungan.
Melalui solusi yang ramah lingkungan ini, perusahaan ini mengajak para pengguna untuk berpartisipasi dalam menjaga kelestarian alam dan merangkul alternatif transportasi yang berkelanjutan untuk menciptakan masa depan yang lebih baik.
Baca Juga: Apa itu Aki Mobil? Fungsi dan Cara Kerja Aki Mobil